27 December 2005

Mbah Surip Nemu Setan

Masih ingat Mbah Surip? Itu loh…lelaki tua berambut gimbal yang ketawanya ngakak dan kerap nyanyi lagu begini….bangun tidur, tidur lagi, bangun tidur, tidur lagi. Nah, beberapa hari yang lalu, saya ketemu dia. Masih di tempat yang sama waktu saya pertama kali ketemu dengan dia, di Bulungan, Jakarta Selatan.

Seperti biasanya saban kali ketemu dengan saya, Mbah Surip menyalami saya dengan hangat. Lalu, sambil tergopoh-gopoh menggandeng tangan saya menuju ke sebuah sudut agak remang di sebelah Warteg tempat para seniman Bulungan nongkrong. Kemudian katanya, “Aku semalam nemu setan.”

Deg! Tergagap juga saya mendengar kalimat Mbah Surip, kendati saya sering mendengar lagu-lagunya yang naïf. Maklumlah, ini kali cerita Mbah Surip benar-benar irasional sekaligus sensional. Bayangkanlah saudara-saudara… masa manusia nemu setan!
“Bener loh Mas, aku nemu setan, dua jumlahnya,” susul Mbah Surip.Busyet benar ini Simbah. Setan kok disamakan dengan barang, benda, fisik, yang bisa diraba dan diitung.
Jika bukan Mbah Surip, tentu akan segera saya umpat sebelum saya tinggalkan seseorang yang bercerita irasional seperti yang diceritakan Mbah Surip. Tapi ini Mbah Surip, sebuah pribadi unik yang membuat saya tak kuasa menyakiti atau menyinggung perasaannya.

“Sampean (Anda) boleh nggak percaya, tapi ini sungguh-sungguh terjadi.” Mbah Surip seperti tahu pikiran saya.“Begini ceritanya…” >>>(PhadangMbulan)>>>

0 Comments:

Post a Comment

<< Home